Peran dan Kedudukan Ulama Dayah dalam Masyarakat Aceh

(Studi Abu Hasballah Keutapang Nisam Kabupaten Aceh Utara)

Authors

  • Abdullah STAI Al-Aziziyah Samalang Bireuen Aceh

Keywords:

Peran dan Kedudukan, Ulama Dayah, Masyarakat Aceh, Syariat Islam

Abstract

Ulama dalam strata masyarakat Aceh memiliki kedudukan yang tinggi dan memegang kendali dalam ranah kehidupan agama, sosio-kultural. Masalah peran dan kedudukan ulama akhir-akhir ini semakin mendapat perhatian dari kalangan baik masyarakat maupun   peneliti.   Aceh   dikenal   dengan   julukan   serambi Mekkah yang masyarakatnya sangat fanatik terhadap  agama yang dianut. Kefanatikan ini dapat dilihat dengan melekatnya masyarakat Aceh dengan elit-elit agama dan menghormati orang-orang yang banyak menguasai ilmu agama Islam seperti ulama, bahkan orang yang sedang menuntut (meudagang) ilmu agama sekalipun (murid/santri). Penghargaan yang diberikan masyarakat Aceh terhadap ulama dapat dilihat dalam catatan historis perkembangan Islam di Aceh dan Raja-raja Aceh. Banyak para ulama yang menduduki jabatan tinggi di kerajaan baik sebagai Qadhi, bahkan penasehat Raja sekalipun. Karena memiliki peran yang sangat strategis dan penting dalam kehidupan sosial  maka Masyarakat Aceh telah menempatkan posisi ulama sebagai referensi akhir dalam memecahkan  berbagai macam konflik/ pertikaian  dalam  lingkungannya,  keluarga  bahkan   masalah yang bersifat pribadi sekalipun, penghormatan masyarakat kepada ulama juga dapat kita lihat ketika acara formal maupun non formal berlangsung dimana para elit-elit agama sangat diistimewakan, mulai dari proses penjamuan dalam sebuah acara besar (Serimonial/Protokuler) mulai dari cara mengundangnya, tempat yang disediakan untuk para ulama hingga akhirnya acara, dimana para elit-elit agamanya mendapat tempat yang khusus dan hidangan yang berbeda dengan masyarakat biasa. Didalam masyarakat  Aceh  tujuan  hidup  bukan  hanya  di  dunia  akan tetapi kebahagian akhirat lebih penting dan lebih kekal, melalui petuah dan nasehat para ulama inilah mereka mengharapkan ada tuntunan kearah kemenangan keduanya yaitu dunia dan akhirat hal ini sesuai dengan ungkapan yang sering keluar dari masyarakat  ‚ beumalem beukaya,  beubahagia dunia akhirat‛ (alim, kaya, bahagia didunia dan diakhirat). Selanjutnya kenapa dengan ulama dayah? hal ini disebabkan merekalah yang paling dekat dengan masyarakat dan ada kesamaan dalam sosio cultural mereka yang kebanyakan berada di pedesaan (perkampungan) Masyarakat.  Mereka  melihat,  menilai  dan  meneladani  nilai- nilai yang di tanam dan dikembangkan oleh seorang ulama yang hampir saban hari ada bersama mereka. Terlebih khusus arahan tetang cara hidup berdasarkan nilai-nilai syariat Islam yang sudah ada dan yang sudah di terapkan oleh Pemerintah Aceh melalui hukum positif.

References

Abdulsayani, 2002, Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan, Jakarta, PT.Bumi Aksara.

Al-Attar, Fakhruddin, 1983, Warisan Para Auliya, Bandung, Pustaka. Alfat, Masan, 1994, Aqidah Islamiyah, Semarang, PT.Toha Putra

Al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia, 2004, Al-Quran dan Terjemahannya, Jakarta, CV. Karya Insan Indonesia.

Amiruddin, Hasbi, 2003, Biografi Ulama- Ulama Aceh Abab XX, Nanggro Aceh Darussalam, Dinas Pendididkan Nangroe Aceh Darussalam.

Bahtiar, Wardi, 2006, Sosiologi Klasik dari Comte hingga Parson, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya.

Barger, P.L, et. al, Tafsir Sosial atas Kenyataan, Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan. Jakarta, LP3ES, 1990.

El-Qurni, Ahmad, Kurnia, 2008. Menejemen Organisasi dalam Memimpin. (http ://www.nabble.com, ( 29/10/ 2011)

Giddens, Anthony, Perbedaan Klasik dan Kontemporer Mengenai Kelompok Kekuasaan dan Konflik, Rajawali, Jakarta, 1982.

Horikhoshi, Hiroko, 1987, Kyai dan Perubahan Sosial, Jakarta, PT. Tanprint.

Isa, Gani, A, 2002, Ulama di Mata Orang Aceh, Lhokseumawe, Fosda- LD.

Johson, Doyle, Paul, 1994, Teori Sosiologi Klsik dan Modern, Jakarta, Gramedia,.

Kartodirjo, Sartono, 1981, Elit dalam Perspertif Sejarah, Jakarta: LP3ES

Khaldun, Ibnu,2000, Muqaddimah Ibnu Khaldun, Jakarta. Pustaka Firdaus.

Koentjaraninggrat, 1973, Metodologi Penelitian Masyarakat, Jakarta, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Manheim, Karl, 1986, Sosiologis Sistematis, Jakarta, PT. Bina Aksara. Narbuko, Kholid, 1996, Metodooigi Penelitian, Jakarta. PT. Bumi Aksara.

Niam, Teori Kepemimpinan, http://www.nabble.com, (2/10/2011). Nirzalin, 2004, Penelitian yang Biayai oleh APBD NAD.

Relasi Kekuasaan Teungku Chiek Dayah dan Murid dalam Masyarakat Dayah di Aceh, Studi Dayah Tanoh Abeu’ Seulimeum Aceh Besar, LPPM UNIMAL.

Sjafei, Saleh, Studi Tentang Persepsi Masyarakat Aceh terhadap Ulama Perempuan, www.Google.com, Ulama (12/1/2011.

Sofa, Pakde, 2008, Teori Kepemimpinan Kharismatik, www.Ilmu.com, (12/10/2011).

Subageo, Joko, 1997, Metodologi Penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta, PT. Remeka Cipta.

Sudarwan, Danim, 2002, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung, CV.Pustaka Setia.

Suyanto, Bagong, et al, 2004, Sosiologi Teks Pengantar dan Tarapan, Jakarta, Kencana.

Usman, Abdul Rani, 2002, Sejarah Peradaban Aceh, Bogor, Grafika Mardiyuana.

Published

2013-06-30

How to Cite

Abdullah. (2013). Peran dan Kedudukan Ulama Dayah dalam Masyarakat Aceh: (Studi Abu Hasballah Keutapang Nisam Kabupaten Aceh Utara). Jurnal Al-Fikrah, 2(1), 69-95. Retrieved from https://ejournal.unisai.ac.id/index.php/jiaf/article/view/310