Maqashid Al-Syar’iyyah Menurut Perspektif Al-Syatibi

Authors

  • Maisarah STAI Al-Aziziyah Samalang Bireuen Aceh

Keywords:

Maqashid, al-syar’iyyah, Al-Syatibi

Abstract

Ulama ushul fiqh menggunakan tiga pola  penalaran dalam memahami syariat Islam yaitu lughawiyyah, ta‘liliyyah dan penalaran istiÎlaÍiyyah. Penalaran istiÎlaÍiyyah termasuk maqashid al-syar’iyyah di dalamnya yaitu mendeduksi tujuan-tujuan umum syariat berdasarkan  pertimbangan  kemaslahatan,  serta menyusun kategori-kategorinya, guna menentukan skala prioritas ketentuan hukum untuk masalah baru. Dilatarbelakangi oleh stagnansi pemikiran yang terjadi di wilayah Granada dan lainnya sehingga mengilhami kesadaran metodologis al-Syathibi untuk melakukan observasi-induktif (istiqra`) yang tertuang dalam karya besarnya “al-Muwafaqat”. Ketokohan al-Syatibi dan pemikiran-pemikiran  hukumnya  mulai  menjadi masintream penelitian baru bagi kegiatan kalangan pemikir pembaharuan dalam Islam terjadi pada abad ke-19 M, setelah beberapa abad ia wafat. Kategori yang dirumuskan al-Syatibi bertumpu pada maqashid al- syar’iyyah yaitu kuliyyah al-khams (menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta). Hal ini merupakan ijtihadnya dalam penyelesaian persoalan hukum yang timbul pada masa ia hidup. Namun Langkah 'Asyur pada masa kontemporer ini, ditapaktilasi oleh Muhammad al- Ghazali, Ahmad al-Khamlaysyi, Yusuf Qardhawi, Ahmad al-Raysuni, Ismail Husni. Mereka semua gigih mendengungkan nilai-nilai universal seperti al-'adl, huquq al-ijtima'i, huquq al-iqtishadi, huqûq al-siyasi, sebagai penyempurna prinsip kulliyyah al-khams konvensional. Menghadapi  banyaknya  persoalan  hukum  yang  timbul pada zaman modern ini, kategori maslahah yang dibagi oleh al-Syatibi pada tiga tingkatan dharuriyyat, hajiyyyat dan tahsiniyyat dapat menjadi kerangka dalam penyelesaian hukum serta dapat menjadi pertimbangan penting dalam penyelesaian persoalan-persoalan yang memang tidak terdapat dalam nash. Dengan demikian diharapkan tujuan disyariatkan hukum dapat tercapai.

References

Ahmad al-Raisuniy, Nadhariyyah al-Maqâshid 'inda al-Imam al-Syathibi, Riyadh: Dar al-'Alamiyyah al-Kitab al-Islami wa al-Ma'had al- 'Alami li al-Fikr al-Islami, 1995;

Allal al-Fasi, maqashid al-syar‘iyyah al-Islamiyyah wa maqarimiha, Dar: al- Gharb al-Islami, 1993;

Fathurrahman Jamil, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Logos, 1997; Ghazali, al-Mustashfa, Jld. I, Beirut: Dark al-Fikr, 1997;

Imam Syaukani, Rekonstruksi Epistemologi Hukum Islam di Indonesia dan Relevansinya bagi Pembangunan Hukum nasional, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006

Muhammad Thahir bin 'Asyur, Maqashid al-Syari'at al-Islamiyyah, Tunisia: Mathba’ah al-Faniyyah, 1996;

Muhammad Abu Zahrah, Ushul al-Fiqh, Terj. Saefullah Ma’shum, dkk, Cet. VIII, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2003;

Muhammad Said bin Ahmad bin Mas’ud al-Yubi, Maqashid al-Syar’iyyah al-Islamiyyah wa ‘alaqatuha bi al-Adillah al-Syar’iyyah, Cet. I, Riyadh: Dar al-Hijrah, 1998;

Qarafi, Syarh Tanqih al-Fushul, (t.t: Maktabah al-Kulliyyah al- Azhariyyah, t.t;

Safriadi, Diskurus Maqashid al-Syar’iyyah Ibnu ‘Asyur, Bayu Aceh Utara: Sefa Bumi Persada, 2014;

Syatibi, al-Muwafakat fi Ushul al-Ahkam, Jld. I, II, IV, Beirut: Dark al- Fikr, t.t;

Totok Jumantoro dan Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Ushul Fiqh, Cet.

I, t.t.p: Amzah, 2005;

Wahbah al-Zuhailiy, Ushul al-Fiqh al-Islamiy, jld. II, Cet.XIV, Damsyik: Dar al-Fikr: 2005;

Zarkasyi, al-Bahr al-Muhith, jld. VI, Kuwait: Wizarat al-Auqaf wa al- Syu’un al- Islamiyyah, 1993;

Ziyad Muhammad Ahmidan, Maqashid al-Syar’iyyah al-Islamiyyah Dirasah Ushuliyyah wa Tabiqaat Fiqhiyyah, Beirut: Resalah Publishers, 2004.

Published

2015-06-30

How to Cite

Maisarah. (2015). Maqashid Al-Syar’iyyah Menurut Perspektif Al-Syatibi. Jurnal Al-Fikrah, 4(1), 58-74. Retrieved from https://ejournal.unisai.ac.id/index.php/jiaf/article/view/319