Pengembangan Komunikasi Kepemimpinan Melalui Kecerdasan Spritual
DOI:
https://doi.org/10.54621/jn.v8i1.122Keywords:
Komunikasi, Kecerdasan, SpiritualAbstract
Pengembangan komunikasi kepemimpinan melalui kecerdasan spritual menjadi begitu penting dalam berbagai dimensi kehidupan, khususnya dalam aspek kepemimpinan. Terjadinya berbagai bentuk tirani, despotism, kesewenang-wenangan, ketidak-adilan, eksploitasi manusia atas manusia, sebagai konsekuensi logis dari para pemimpin yang tidak memfungsikan kecerdasan spritual nya. Sikap dan prilaku seorang pemimpin akan terpantul dari pola dan cara berfikirnya. kecerdasan spritual sebagai sebuah cara berpikir yang integral dan holistic akan membawa seorang pemimpin pada arah yang baik dan benar. Ketika seorang pemimpin memiliki cara dan pola berpikir yang benar, maka ia akan mampu melaksanakan kewajiban-kewajibannya, yakni keharusan untuk menjaga dan melindungi hak-hak rakyat dan mewujudkan hak asasi manusia, seperti hak milik, hak hidup, hak mengemukakan pendapat dengan baik dan benar, hak mendapatkan penghasilan yang layak melalui kasb al-halal, hak beragama, berkomunikasi dengan baik dihadapan rakyatnya dan lain sebagainnya Jadi kecerdasan spiritual bagi seorang pemimpin menjadi hal yang prioritas harus dimilikinya. Sebab tugas dan kewajiban seorang pemimpin sangatlah berat. Tugas pemimpin bukan hanya member perintah, tetapi yang lebih penting bagaimana mewujudkan kewajiban-kewajiban yang telah dibebankan pada dirinya selaku seorang pemimpin dengan cara-cara yang bijaksana. Kecerdasan spritual yang dilandaskan pada dimensi transcendental bisa menjadi control abadi bagi seorang pemimpin, karena dia sadar setiap langkah dan policy diambilnya selalu ada kontrol dari Yang Maha Esa. Pengembangan kecerdasan spritual terhadap perilaku komunikasi seorang pemimpin sangat terpengaruh kepada Spiritual Quotient atau kecerdasan spriritual untuk menghadapi persoalan makna dan nilai dalam sebuah kepemimpinan, membuat seorang pemimpin menjalani hidup sebagai pemimpin dengan penuh makna, membangun orang lain selalu mengikuti suara hati nuraninya, dan berprinsip "Hanya karena Allah".