Da’wah Islamiyah Dan Proses Komunikasi
DOI:
https://doi.org/10.54621/jn.v1i1.217Keywords:
Da’wah, Islamiyah, KomunikasiAbstract
Kegiatan dakwah sebagai proses informasi nilai-nilai keislaman membutuhkan apa yang dinamakan proses pengkomunikasian. Kandungan ajaran islam yang didakwahkan merupakan sekumpulan pesan-pesan yang dikomunikasikan kepada manusia. Disinilah berlaku pola proses dakwah dengan proses komunikasi. Apalagi bahwa ajaran-ajaran keagamaan tidak semuanya berupa bentuk keterangan yang gamblang. Sebaliknya kebanyakan pesan keagamaan justru berupa lambang-lambang atau simbol-simbol yang harus diuraikan dan diinterpretasikan, agar dapat dipahami oleh manusia. Jika dianalisa keseluruhan proses dakwah, maka dapat dilihat bahwa terjadi keselarasan antara proses komunikasi dengan proses dakwah. maka wajar saja jika banyak orang yang mengatakan bahwa proses dakwah adalah proses komunikasi itu sendiri, tentu yang dimaksud adalah proses komunikasi keagamaan. Maka da‘wah dalam dataran normatif dan praktis, tidak terlepas dari proses komunikasi. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian dan penerimaan informasi kepada orang lain. Informasinya yang disampaikan dalam da‘wah adalah pesan-pesan agama, nilai atau aturan Allah. Maka diantara komunikasi dengan da‘wah secara konsepsional mungkin berbeda, tetapi secara operasional adalah mungkin sama. Da‘wah sudah pasti sebuah komunikasi, tepatnya komunikasi da‘wah, karena hakikat da‘wah adalah mengajak. Namun, komunikasi belum tentu mengandung pesan da‘wah. Komunikasi da‘wah adalah komunikasi berisi pesan-pesan da‘wah atau nilai-nilai ajaran Islam. Menurut al-Qur’an, da‘wah adalah mengajak atau menyeru manusia ke jalan Allah. Begitu pula dengan komponen da‘wah identik dengan komponen komunikasi yang dikenal selama ini, seperti da‘i atau juru da‘wah (komunikator), mad‘ū (komunikan), pesan (message, yakni materi keislaman/nilai-nilai atau ajaran Islam), dan efek atau feedback (dalam da‘wah, efek yang diharapkan berupa iman dan amal shalih atau takwa). Selanjutnya aktifitas da‘wah merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim apalagi bagi mereka (kader da‘wah) yang sudah dibekali berbagai macam disiplin ilmu. Aktifitas da‘wah bukan sekedar pemuasan dan pemenuhan kebutuhan keagamaan (aspek supranatural belaka), melainkan juga sebagai usaha manusia untuk memahami keberadaannya di muka bumi ini, sehingga dapat menjalani hidup di dunia dengan aman, damai dan sejahtera. Selanjutnya ajaran Islam sebagai pesan komunikasi da‘wah jangan hanya dipahami sebagai suatu sistem pemenuhan hasrat-hasrat spritualitas, akan tetapi ajaran tersebut merupakan usaha untuk memposisikan manusia dalam posisi yang selamat dan aktivitas da‘wahlah penyelamatnya
References
Albig, William. Modern Publik Opinion, New York: Graw Hill Book Company, 1996.
Ali Abdul Halim Mahmud,Da‘wah Fardiyah Metode Membentuk Pribadi Muslim, Jakarta: Gema Insani Press, 1995.
Ali Aziz. Ilmu Da‘wah, cet I, Jakarta: Kencana, 2004.
‘Ali Mahfud, Hidāyat al-Mursyidah, Bairut: Darul Mua‘rrifah, tt.
Al-Munawwir, Ahmad Warson.Al-Munawwir, Jakarta: Pustaka Progresif, 2000.
Anwar. Studi tentang Ilmu Da‘wah, Surabaya: Bina Ilmu, tt.
Ecol, M., John, dkk. Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1996.
Hasjmy, A. Ilmu Da‘wah, Proyek Perguruan Tinggi Agama Islam, IAIN Ar-Raniry, Darussalam-Banda Aceh, 1985/1986.
Jakfar Puteh, M. Da‘wah di Era Globalisasi Strategi Menghadapi Perubahan Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2000.
Lois Ma’luf. Al-Munjid Fī Lughat Wa al-Adab Wa al-‘Ūlūm, Bairut: Dar Al-Fikr, 1982.
Munir, M. Metode Da‘wah, Jakarta: Kencana, 2006.
Rogers, M. Everett. Communication Technology, New York: The News Media in Society, The Fre Press, 1989.
Sachramm, Wilbur. The Pricess and Effect Of Mass Communication, Urbana: University Illinois Press, 1995.