Pendekatan Dakwah Kultural dalam Mencegah Radikalisme Terorisme di Kabupaten Aceh Besar
DOI:
https://doi.org/10.54621/jn.v10i2.710Keywords:
Perniagaan Maknawi, Tijārah, Ma’nā-Cum-Maghzā, Pergeseran Cara PandangAbstract
Artikel ini mengkaji pesan utama (maghzā) dari pemilihan kata tijārah dalam Q.S Aṣ-Ṣaff (61): 10-11. Berbekal sebuah pemahaman bahwa Al-Qur’an tidak turun di ruang hampa maka ayat-ayatnya akan merespon kondisi masyarakat Arab saat pewahyuan. Perniagaan adalah mata pencaharian masyarakat Arab, khususnya penduduk kota Makkah. Untuk itu masalah perniagaan tidak bisa dilepaskan dengan konteks pewahyuan Al-Qur’an. Perniagaan dalam bahasa Arab diartikan sebagai tijārah, kata ini kemudian dapat dijadikan kunci untuk melihat bagaimana Al-Qur’an merespon perniagaan bangsa Arab dan memberikan petunjuk melaluinya. Untuk menemukan signifikansi dari penggunaan kata tijārah dalam ayat, penelitian ini menggunakan pendekatan hermeneutika ma’nā-cum-maghzā. Metode penafsiran keseimbangan yang memadukan antara teks dan konteks, serta masa lalu dan masa kini sehingga menghasilkan penafsiran yang kontekstual. Hasilnya, penggunaan kata tijārah di ayat ini bukan tanpa makna, melainkan mengandung dua pesan utama. Pertama, pergeseran cara pandang (worldview); yakni dari perniagaan yang bersifat materi-kuantitatif (duniawi) menuju perniagaan yang bersifat nonmateri-kualitatif (spiritual). Kedua, totalitas dalam melakukan perniagaan maknawi dengan pemaknaan bahwa tijārah mencakup segala perbuatan dan transaksi manusia di era kontemporer.
References
Abi Nurmansyah, F. (2021). Efektifitas strategi penanganan terorisme di aceh melalui sistem pertahanan rakyat. Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 8(2), 31-37.
Ahmad, Karuzzaman B. (2015). Memahami Potensi Dan Radikalisme Terorisme Di Aceh. Banda Aceh: Bandar Publlishing.
Azra, A. (2002). Reposisi hubungan agama dan negara: merajut hubungan antarumat. Penerbit Buku Kompas.
Basri, H. (2017). Potret Islam Aceh: Diskursus Keulamaan Dan Tradisi Penulisan Kitab Melayu. Kalam: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora, 5(2).
FKPT Aceh. (2019). Eksplorasi Kearifan Lokal Budaya Tutur Lisan Sebagai Nilai Perekat Kebangsaan dan Berangkat Radikalisme-Terorisme. Banda Aceh: BNPT.
Iskandar, T. (1958). De Hikayat Aceh. VKL : Gravenhage Nartinus Nighoft.
Islam, S. A. Syari’at Islam Dalam Lingkup Keberagaman Masyarakat Aceh. Jurnal Bidayah : Studi Ilmu-Ilmu Keislaman, Vol. 9 No.2 (Desember 2018)
Laporan Survey Nasional. (2017). Daya Tangkal Masyarakat Terhadap Radikalisme. BNPT
Leonel Caplan (Penny). (1987). Studies in Religius Fundamentalisme. Albany: State University of New York Press.
Mohd. Ehsan. (2009) Dari Bom bali Sampai Kuningan : Mencari Akar Terorisme di Tanah Air. Jember : Pena Salsabila.
Mosterd, b. De politiek een spiegel voorhouden. Cwosterd bij de maaltijd, 1909.
Muklisuddin Ilyas (2018). Dinamika Radikalisme dan Respon Dayah di Aceh. Banda Aceh: Bandar Publishing.
Narendra, D. S. (2015). Teror Bom Jamaah Islamiyah. Pionir Ebook.
Ramli Harun. (2012). Pengantar Sastra Aceh. Bandung: ciptawaka Media Perintis.
Warul Walidin, A. K. (2019). Filosofi Semeubeut dalam Budaya Aceh. Banda Aceh: Ar-Raniry Press.
Yuliansyah, K. (2022) Dayah Dalam Perspektif Hasbi Amiruddin : Menelusuri Pengalaman Nyantri, Mengurus Santri dan penelitian Akademik Hasbi Amiruddin. Banda Aceh: LSAMA.