This is an outdated version published on 2022-01-01. Read the most recent version.

Hukum Hafalan Al-Qur’an Dan Hadis Sebagai Mahar Nikah

(Studi Terhadap Hadis Tentang Mahar)

Authors

  • Muhammad Jafar Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Ummul Ayman Pidie Jaya

DOI:

https://doi.org/10.54621/jiam.v8i2.180

Keywords:

Mahar, Hafalan al-Qur’an, Hadis, Studi Hadis

Abstract

Pemberian mahar atau maskawin pada waktu pernikahan merupakan salah satu perintah dalam Islam. Namun nash tidak menentukan jumlah mahar yang harus dibayarkan  seorang suami terhadap istrinya, disebabkan manusia itu berbeda­beda tingkatan kekayaan dan kemiskinannya. Walaupun demikian, ulama tidak ada kesepakatan jumlah minimal mahar, dan tidak ada batas jumlah maksimalnya. Akan tetapi dianjurkan agar mahar itu sederhana, agar tidak mempersulit orang yang menginginkan kawin. Mahar yang diberikan beraneka ragam bentuknya, terutama mahar bentuk harta benda (materi), mahar bentuk jasa, dan hafalan (non materi). Pada masa Nabi Saw persoalan ini pernah muncul di tengah masyarakat ketika itu. Peristiwa tersebut diriwayatkan oleh Sahl bin Sa’d. Berdasarkan ini sebagian Ulama memahami secara tekstual berkesimpulan bahwa batas minimal kuantitas mahar adalah cincin besi atau yang senilai dengannya, dengan kualitas sesuatu yang dapat diambil manfaatnya. Sedangkan ulama yang lain melihat hadis ini dalam kaitannya dengan asbabal-wurudnya kemudian melahirkan pendekatan kontekstual berkesimpulan bahwa batas minimal kuantitas sebuah mahar adalah senilai dengan nisab potong tangan, sedangkan cincin besi adalah batasan minimal untuk mahar yang disegerakan. Ulama lainnya yang memasukkan pengajaran al-Qur’an dapat dijadikan sebagai mahar berkesimpulan bahwa batas minimal kuantitas mahar adalah tidak terbatas, selama ada kerelaan, keridhaan dan kesepakatan antara kedua belah pihak yang yang melakukan akad. Secara dhahir hadis Sahl hafalan seseorang juga dapat dijadikan sebagai mahar nikah, bagi yang tidak ada kemampuan selain itu.

References

Abdul Wahhab Khalaf, Sejarah Legislasi Islam perkembangan Hukum Islam, cet. 1, pntrj: Djamaluddin, Surabaya: Al-Ikhlas, 1994

Abdul Rahman, Fiqh Munakahat, cet. 1, Bogor: Kencana, 2003

Abdul Majid Khan, Fiqih Munakahat, cet, 3, Jakarta:Amzah,2014

Abdurrahman Jaziri, Kitab Fiqh ala Madzhabi Arba’ah, Beirut: Dār al-Kutub al-Ilmiyah, 1990

Ahmad bin Muhammad bin Hasan, Rijalul Shahih Bukhari, cet. 1, Lebanon: Dār al-Ma’rifah, 1987

Asy-Syayrazi, Al-Muhadzdzab , Beirut: Dār al-Fikr, t.t

Amin Muhammad Khitab, Fathul Malikul Ma’bud Syarah Sunan Abi Dawud, Lebanon: Tareh al-Arabiy, t.t

Alauddin bin Faliz bin Abdullah al-Harafi, Tahzibul Kamal Fi Asmail Rijal, Beirut: Dar al-Fikr, t.t

Abdurrahman Jaziri, Fiqh ala Madzhabi Arba’ah, Libanon: Darul Kutub al-Ilmiyah, 1990

Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin Abdullah bin Majah Al Quzwaini, Sunan Ibnu Majah, cet. I,Riyad : Ramjal Baridy, t.t

‘Ali bin ‘Umar, Sunan Daraqutni, cet. I, lebanon: Ar-Risalah, 2004

Ahmad al-‘Adawi, Ihda’ al-Dibajah Syarah Sunan Ibnu Majah, juz. II , Riyad: Maktabah Darul Yakin, t.t

Ahmad Warson al-Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia, Cet.XIV, Surabaya: PustakaProgress, 1997

‘Alauddin bin Faliz bin Abdullah al-Harafi, Tahzibul Kamal Fi Asmail Rijal, Beirut: Dār al-Fikr, t.t

Abdullah Mahdi bin Abdul Qadir bin al-Hadi, ilmu al-Jarh wa al-Ta’dil Qawwaiduhu wa Aimmatuhu, Cet. II, Bairut: Dār al-Fikri,1998

Abi Abdillah Muhammad al-Bukhari, Sahih al-Bukhari, Libanon: Darul Kutub Ilmiah,1992

Al-Imam Ahmad bin Hambal, Musnad Ahmad bin Hambal, Beirut: Darl al-Fikr, t.t

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia antara Fiqh Munakahat dan Undang-undang Perkawinan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009

Abi Fadil al-‘Iyad, Ikmalul Mu’alim Bi Fawaidi Muslim Syarah Shahih Muslim, cet. 1, Mesir: Darul wata’, 1998

Djazuli, Kaidah-Kaidah Fiqh, Jakarta: Kencana Graup, 2006.

Dapertemen Agama, Al-Qur’an Terjemahan, cet. 2 Jakarta: Raja Publishing 2011.

Karimuddin, K., Abbas, S., Sarong, A. H., & Afrizal, A. (2021). Standardisasi Nafkah Istri: Studi Perbandingan Mazhab Maliki dan Mazhab Syafi’i. Media Syari'ah: Wahana Kajian Hukum Islam dan Pranata Sosial, 23(1), 83-95.

Karimuddin, K., Maimun, M., & Musana, M. (2021). Legality of Forced Marriage Performers of Khalwat According to the View of Syafi'iyah Fiqh. Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences, 4(3), 7192-7202.

Published

2022-01-01

Versions

How to Cite

Muhammad Jafar. (2022). Hukum Hafalan Al-Qur’an Dan Hadis Sebagai Mahar Nikah: (Studi Terhadap Hadis Tentang Mahar). Jurnal Al-Mizan, 8(2), 243-257. https://doi.org/10.54621/jiam.v8i2.180

Issue

Section

Artikel