Zakat Profesi Dalam Pandangan Islam

Authors

  • H Helmi Imran Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga Bireuen Aceh

DOI:

https://doi.org/10.54621/jiam.v3i1.394

Keywords:

Zakat, Profesi, Taqarrub

Abstract

Kata zakat sering kali kita jumpai dalam Al-Qur’an berdampingan dengan  kata  shalat.  Para  ulama  menyakini  zakat  tidak  kalah pentingnya  daripada  shalat.  Sebahagian  ulama  dan  cendikiawan Islam  mengatakan  peran  zakat  adalah  untuk  menggerakkan perekonomian  umat  agar  mampu  menjaga  keimanan  kepada Allah SWT. Oleh karena itu zakat termasuk salah satu dari rukun Islam. Secara umum, zakat terbagi dua bentuk, yaitu zakat harta (mal)  dan  zakat  badan  (fithrah).  Perkembangan  dunia  dengan segala  probematikanya  menyebabkan  semakin  komplek  pula permasalahan  umat.  Zakat  profesi  adalah  salah  satu  zakat  yang muncul kebelakangan dan membutuhkan jawaban hukum. Zakat profesi  merupakan  salah  satu  kasus  baru  dalam  fiqh  (hukum Islam). Al-Qur`an dan Sunnah tidak memuat aturan hukum yang tegas  mengenai  zakat  profesi  ini.  Begitu  juga  ulama  mujtahid seperti  Abu  Hanifah,  imam  Malik,  Imam  Syafi’i,  dan  Imam Ahmad ibn Hanbal tidak pula memuat dalam kitab-kitab mereka secara  tegas  dan  eksplisit  mengenai  zakat  profesi  ini.  Hal  ini mungkin saja disebabkan oleh terbatasnya jenis-jenis usaha atau pekerjaan masyarakat pada masa Nabi dan imam mujtahid. Tidak munculnya  berbagai  jenis  pekerjaan  dan  jasa  atau  yang  disebut dengan profesi ini pada masa Nabi dan imam-imam mujtahid masa lalu, menjadikan zakat profesi tidak begitu dikenal dalam Sunnah dan kitab-kitab fiqh klasik. Oleh karena itu wajar apabila sekarang terjadi kontroversi dan perbedaan pendapat ulama di sekitar zakat profesi  ini.  Ada  ulama  yang  mewajibkannya,  ada  ulama  yang tidak mewajibkannya, dan ada pula ulama yang menengahi silang pendapat  tersebut.  Dari  berbagai  data  yang  menjelaskan  tentang zakat menunjukkan bahwa ada sebagian profesi yang dikenakan zakat dengan berbagai persyaratannya, dan ada pula profesi yang tidak dikenakan zakat. 

References

Al-Hasani, Abu bakr Muhammad, Kifayat al-Akhyar, Semarang: Toha Putra, tt;

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), “Majelis Ulama Indonesia dan Fatwa Pengelolaan Zakat”, Artikel Hukum Zakat, (online), (2014), http://www.baznas.go.id, diakses 20 Maret 2014;

Depag RI, UU No. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat, Jakarta: Dirjen Bimas Islam & Urusan Haji, 2000;

Ebta Setiawan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sofware: KBBI Offline, Versi. 1.1, 2010;

Fikih Kontemporer, Hukum, Nisab dan Kadar Zakat Penghasilan/Zakat Profesi-Fatwa MUI”, Diskusi, Konsultasi, Kajian dan Fatwa Hukum-hukum Islam, (Online), http://www.fikihkontemporer.com/hukum-nishab-dan-kadarzakat.html. Diakses 24 Mei 2014;

Ibnu Hajar Al-Haitami, Tuhfat al-Muhtaj ‘Ala Syarh al-Minhaj, Juz. III, Beirut: Dar al-Fikr, 2005;

Irfan Nurhakim, “Latar Belakang Lahirnya Nahdhatul Ulama (NU)”, Harapan Semangat Hidup Manusia, (Online), (2014), http:// harapandansemangat.blogspot.com. Diakses 22 Mei 2014;

Muhammad Khathib al-Syarbini, Mughni al-Muhtaj ila Ma’rifat Ma’ani Alfadh al-Minhaj, Jld. I, Mesir: al-Tujjariyah al-Kubra, tt;

Syihabuddin al-Qalyubi, Hasyiyah Qalyubi wa ‘Amirah, Semarang: Toha Putra, 2001;

Team Kodifikasi Abiturien, Manhaj Solusi Umat, Jawaban Problematika Kekinian, Cet. I, Kediri: Pon-Pes Lirboyo, 2007;

TIM PW LTN NU JATIM, Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, (Surabaya: Khalista, 2007;

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Majelis Ulama Indonesia”, Lembaga Swadaya Masyarakat, (Online), (2014), http://id.wikipedia.org/wiki/Majelis_Ulama_Indonesia. di akses 24 Mei 2014;

Yusuf Qardawi, Hukum Zakat (Studi Komparatif Mengenai Statu dan Filsafat Zakat Bedasarkan Qur’an dan Hadis), (Terjm: Salman Harun, dkk),

Judul Asli: Fiqh al-Zakah, Cet. II, Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 1991;

Zakaria al-Ansari, Tuhfat al-Thullab bi Syarh Tanqih al-Lubab, Jld. I, Beirut: Dar al-Fikr, 2006.

Published

2016-06-30

How to Cite

H Helmi Imran. (2016). Zakat Profesi Dalam Pandangan Islam. Jurnal Al-Mizan, 3(1), 25-40. https://doi.org/10.54621/jiam.v3i1.394

Issue

Section

Artikel